MODUL 9
3-6 Teorema
Thevein dan Teorema Norton
Sekarang setelah kita
mempunyai prinsip superposisi, maka kita dapat mengembangkan dua teorema lagi
yang akan sangat menyederhanakan analisis banyak rangkaian linear. Yang pertama
dari teorema ini mengikuiti nama M.L Thevenin, seorang insinyur Perancis yang
bekerja di bidang telegrafi, yang pertama sekali mengumumkan teorema ini tahun
1883; yang kedua dapat ditinjau sebagai akibat dari yang pertama dan didapatkan
oleh E. L. Norton, seorang ilmuwan yang bekerja di Bell Telephone Laboratories.
Teorema Thevenin mengatakan
bahwa adalah mungkin mengganti semuanya (terkecuali tahanan beban) dengan
sebuah rangkaian ekivalen yang mengandung hanya sebuah sumber tegangan bebas
yang seri dengan sebuah tahanan; respons yang diukur pada tahanan beban tidak
akan berubah. Dengan menggunakan teorema Norton kita dapatkan sebuah ekivalen
yang terdiri dari sebuah sumber arus bebas yang pararel dengan sebuah tahanan.
Gambar 3-7: Sebuah rangkaian
penahan sederhana dibagi menjadi jaringan A, terhadap mana kita tak berminat,
dan jaringan B, sebuah tahanan beban dengan mana kita tertarik.
Gambar 3-8:
Transformasi-transformasi sumber dan kombinasi tahanan yang terlibat di dalam
menyederhanakan jaringan A, diperlihatkan berurutan. Hasilnya, diberikan dalam
(d) yakni ekivalen Thevenin.
Harus jelas bahwa satu di
antara kegunaan utama teorema Thevenin dan theorema Norton adalah penggantian
bagian besar dari sebuah jaringan, seringkali sangat sukar, dengan ekivalen
yang sangat sederhana. Rangkaian baru yang lebih sederhana ini memungkinkan
kita membuat perhitungan cepat dari tegangan, arus, dan daya yang diberikan
oleh rangkaian asal kepada sebuah beban. Dalam penguat dengan daya transistor
misalnya, ekivalen Thevenin atau Norton membolehkan kita menentukan daya
maksimum yang dapat diambil dari penguat dan jenis beban yang diperlukan untuk
untuk mencapai pemindahan daya maksimum atau untuk mendapatkan penguatan arus
atau tegangan praktis maksimum. Sebagai contoh, kita tinjau rangkaian yang
diperlihatkan dalam gambar 3-7. Garis putus-putus memisahkan rangkaian menjadi
jaringan A dan jaringan B; kita anggap bahwa minat kita yang
utama adalah jaringan B, yang hanya terdiri dari tahanan beban RL.
Jaringan A dapat disederhanakan dengan mengulangi transformasi sumber.
Mula-mula kita perlakukan sumber 12-V dan tahanan 3-W sebagai sumber tegangan tegangan praktis dan
menggantinya dengan sebuah sumber arus praktis yang terdiri dari sumber 4-A
yang paralel dengan 3 W. Tahanan-tahanan paralel
kemudian dikombinasikan menjadi 2 W, dan sumber arus praktis
yang dihasilkan ditranformasikan kembali kepada sumber tegangan praktis.
Langkah-langkah tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3-8, hasil akhir muncul dalam
Gambar 3-8d. Dari pandangan tahanan beban RL,
rangkaian ini (ekivalen Thevenin) adalah ekivalen dengan rangkaian asal; dari
pandangan kita, rangkaian itu jauh lebih sederhana dan kita sekarang dapat
dengan mudah mengitung daya yang diberikan pada beban. Hasilnya
Selanjutnya kita dapat melihat dari rangkaian ekivalen
bahwa tegangan maksimum yang bisa didapat melintasi RL adalah
8 V bila RL = ¥; transformasi cepat
jaringan A kepada sebuah sumber arus praktis (ekivalen Norton
)menunjukan bahwa arus maksimum yang dapat diberikan kepada beban adalah 8/9A
untuk RL = 0; dan teorema pemindahan daya maksimum
memperlihatkan bahwa daya maksimum diberikan pada RL bila RL
adalah 9 W. Tidak ada di antara
kenyataan ini yang dengan mudah nampak dari rangkaian asal.
Jika
jaringan A lebih sukar, maka banyaknya transformasi sumber dan kombinasi tahana
yang perlu mendapat ekivalen Thevenin atau ekivalen Norton menjadi sangat berat
dan banyak; juga dengan adanya sumber-sumber tak bebas, maka metode
transformasi sumber biasanya tak terpakai. Teorema Thevenin dan Norton
memungkinkan kita mencari rangkaian ekivalen lebih cepat dan lebih mudah,
walaupun dalam rangkaian yang lebih sukar.
Kita
katakan sekarang teorema Thevenin secara formal :
|
Teorema Norton mempunyai
banyak sekali persamaan dengan teorema Thevenin yakni konsekuensi lain dari
dualitas. Kedua pernyataan ini akan digunakan sebagai contoh bahasa dual bila
prinsip dualitas dibicarakan di dalam bab berikutnya.
Teorema Norton dapat dikatakan sebagai
berikut :
|
Ekivalen Norton dari sebuah
jaringan penahan yang aktif adalah sumber arus Norton isc yang
paralel dengan tahanan Thevenin Rth.
voc = Rth isc
3-7 Analisis
Link dan Analisis Loop
Sekarang kita tinjau
penggunaan sebuah pohon untuk mendapatkan himpunan persamaan loop yang sesuai.
Di dalam beberapa segi ini adalah dual dari metode penulisan persamaan-persamaan
simpul. Perlu diingatkan sekali lagi bahwa, walaupun kita mampu menjamin bahwa
setiap himpunan persamaan yang kita tulis akan cukup dan bebas, namun kita
tidak dapat mengharapkan bahwa metode ini akan langsung menghasilkan setiap
himpunan persamaan yang mungkin ada.
Kita
mulai lagi dengan membangun sebuah pohon, dan kita menggunakan himpunan aturan
yang sama seperti kita lakukan untuk analisis simpul umum. Tujuannya, baik
untuk analisis simpul maupun analisis loop adalah untuk menempatkan
tegangan-tegangan di dalam pohon dan arus-arus di dalam kopohon; ini adalah
sebuah hukum resmi untuk sumber-sumber dan hukum yang diinginkan untuk
kuantitas-kuantitas pengontrol.
Akan
tetapi, sekarang, sebagai ganti penentuan tegangan kepada setiap cabang di
dalam pohon, maka kita menetapkan satu arus (termasuk panah referensi,
tentunya) pada setiap elemen di dalam kopohon atau pada setiap link. Seandainya
ada 10 link, maka kita akan menetapkan tepat 10 arus link. Bagi setiap link
yang mengandung sebuah sumber arus maka ditetapkan bahwa arus sumber sebagai
arus link. Perhatikan bahwa setiap arus link dapat juga dianggap sebagai arus
loop, karena link harus terbentang diantara dua simpul khusus, dan harus ada
juga sebuah jalan diantara kedua simpul khusus, dan harus ada juga sebuah jalan
diantara kedua simpul yang sama melalui pohon. Jadi, kepada setiap link
diasosiasikan sebuah loop tunggal yang mencakup link tersebut dan satu jalan
unik melalui pohon. Jelaskan bahwa arus yang ditetapkan dapat dipikirkan baik
sebagai arus loop maupun sebagai arus link. Pengertian link paling menolong
pada waktu arus sedang didefinisikan, karena satu arus harus dihasilkan pada
setiap link; tafsiran loop lebih memudahkan pada waktu penulisan persamaan,
karena kita akan memakai hukum tegangan Kirchhoff mengelilingi setiap loop.
Persamaan
hukum tegangan Kirchoff arus dituliskan sekarang mengelilingi setiap loop.
Variabel-variabel yang digunakan adalah arus link yang ditetapkan. Karena
tegangan melalui sebuah sumber arus tidak dapat dinyatakan arus sumber, dan
karena kita sudah menggunakan harga arus sumber sebagai arus link, maka kita
buang setiap loop yang mengandung sumber arus.
MODUL 10
Contoh-contoh
soal yang dipecahkan :
1.
Gunakan analisis superposisi pada rangkaian berikut
untuk mencari ix.(Hal 89
No. 16 Rangkaian Listrik William H. Hyat, Jr.)
2.
Gunakan
teorema superposisi dalam rangkaian yang terlihat pada Gambar berikut untuk
mencari i. (Hal. 90 No. 18 Rangkaian
Listrik William H. Hyat, Jr)
3. Carilah ekivalen Thevenin bagi jaringan pada
Gambar dibawah ini (Hal. 77 No. 3-8a
Rangkaian Listrik William H. Hyat, Jr)
4. Tentukan rangkaian ekivalen
Thevenin dan Norton sebagaimana terlihat dari terminal a-b bagi jaringan pada Gambar berikut.(Hal 91 No.27a Rangkaian Listrik Willian H. Hyat, Jr)
Jawaban :
1. Menentukan
nilai is dapat
mempergunakan 2 cara yaitu :
(a) Analisis Mesh
Dengan mempergunakan hukum tegangan Kirchhoff pada mesh 3 :
Adanya sumber
arus pada mesh 1 dan 2 menyebabkan kita menciptakan mesh super, dan dengan
mempergunakan hukum tegangan Kirchhoff disekitar loop tersebut,
Akhirnya, arus
sumber dihubungkan dengan arus mesh yang dimisalkan tersebut :
kemudian kita
substitusikan persamaan (iii)
kedalam persamaan (i), akan didapat,
dan pada persamaan (ii)
Maka pada persamaan (iv) dan (v) :
(b) Analisis Superposisi
Bila sumber
tegangan 24 V bekerja maka sumber arus 2 A diganti dengan rangkaian hubung
terbuka (open circuit) sedangkan
sumber tegangan 36 V diganti dengan rangkaian hubung singkat (short circuit)
Jika sumber
arus 2 A bekerja maka kedua sumber tegangan 24 V dihubung singkat.
Arus (ix)2A bernilai
negatif karena berlawanan arah dengan yang diminta oleh soal.
Jika
sumber tegangan 36 V bekerja maka sumber tegangan 24 V di-short dan sumber arus 2 A di-open.
Arus (ix)36V bernilai
negatif karena berlawanan arah dengan yang diminta oleh soal.
Maka nilai
arus ix merupakan penjumlahan dari masing-masing arus yang didapat dari
masing-masing sumber (baik sumber tegangan ataupun sumber arus) yang diganti
dengan rangkaian tahanan dalam sumber. Dari soal ini didapat,
2. Dengan
menggunakan untuk mencari i,
Pertama-tama
kita tinjau jika sumber arus 15 A bekerja maka kedua sumber tegangan 30 V dan
180 V dihubung singkat, sedangkan untuk sumber arus 45 A dihubung terbuka.
Jika sumber
tegangan 30 V bekerja maka sumber arus 15 A dan 45 A diganti dengan rangkaian
hubung terbuka (open circuit)
sedangkan sumber tegangannya 180 V diganti dengan rangkaian hubung singkat (short circuit)
Bila sumber
tegangan 45 A bekerja maka sumber arus 15 A diganti menjadi rangkaian hubung
terbuka sedangkan kedua tegangan 30 V dan 180 V diganti menjadi rangkaian
hubung singkat.
Nilai arus
bernilai negatif karena berlawanan arah dengan arus yang diminta oleh soal.
Dan terakhir
jika sumber tegangan 180 V bekerja maka kedua sumber arus yaitu 15 A dan 45 A
diganti dengan open circuit sedangkan
sumber tegangan 30 dibuat short circuit.
Sehingga arus totalnya yaitu
penjumlahan dari masing-masing sumber :
3.
Rangkaian ekivalen Thevenin;
|
|
|||
|
Pertama-tama kita definisikan arus pada loop didapat
kemudian dengan mempergunakan hukum tegangan Kirchhoff pada loop i2;
untuk
medapatkan Rth, sumber
tegangan bebas diganti menjadi rangkaian hubung singkat sedangkan sumber arus
bebasnya diganti dengan rangkaian hubung terbuka sehingga rangkaiannya akan
menjadi sebagai berikut;
|
4.
Rangkaian
ekivalent Thevenin dan Norton;
Dengan
mempergunakan penjumlahan tegangan pada loop tertutup (hukum tegangan
Kirchhoff) didapat;
Dengan
didapatnya i1 pada loop
maka kita bisa mendapatkan Vth(oc) pada
salah satu loop;
atau pada loop satunya lagi;
Dikarenakan
pada rangkaian terdapat sumber tegangan tak bebas, mencegah kita menentukan Rth langsung dari jaringan
tak aktif melalui kombinasi tahanan; daripada melakukan hal tersebut, kita bisa
mencari Rth melalui
hubungan υoc dengan isc. Sehingga langkah kedua
adalah mencari isc;
Dengan menggunakan hukum tegangan
Kirchhoff pada loop i1
didapat;
dan pada loop i2,
maka iab(sc),
sehingga Rth,
setelah didapat υab(oc), iab(sc)
dan Rth atau RN,
Kerjakanlah
soal-soal berikut ini (waktu 90 menit)
1.
Gunakan superposisi untuk mencari ix di dalam masing-masing rangkaian yang diperlihatkan
pada Gambar dibawah ini; (Hal 66 Soal Latihan 3-5 Rangkaian Listrik William H.
Hyat Jr.)
2.
(a) Gunakan tiga analisis terpisah untuk
mencari υoc, isc dan Rth terhadap terminal a-b bagi rangkaian yang terlihat pada Gambar berikut. (b) Gambarkan ekivalen Thevenin dan
Norton sebagaimana terlihat dari a-b.(Hal.
91 No. 25 Rangkaian Listrik Willian H. Hyat, Jr.)
3.
(a) Tentukan
rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton sebagaimana terlihat dari terminal a-b bagi jaringan pada gambar di bawah
ini. (b) Gantikan sumber 5 A dengan
sumber tegangan tak bebas yang besarnya 5ix
(referensi sebelah kanan) dan carilah kembali ekivalen Thevenin dan Nortonnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar